Minggu, 11 Desember 2011

Cara Pembuatan Pupuk Organik

TEKNIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK “BOKHASI”

Oleh : Steven Moses Djara Bonga
Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh jasad renik atau mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Misal Kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau. Kompos atau pupuk kandang sudah cukup lama dikenal dan dipergunakan, tetapi baru sebatas menggunakan apa adanya, belum sampai pada usaha untuk meningkatkan kualitas dari kompos dan pupuk kandang tersebut.Rakitan teknologi pembuatan pupuk alternatif mulai membudaya di masyarakat kita, yaitu upaya pembuatamn kompos dengan menggunakan bioaktifator yang memang sudah cukup banyak di pasaran, seperti EM-4, stardek/Starbio, CM dll. Hal ini dilakukan petani dengan pertimbangan antara lain :
  • Untuk memperoleh pupuk kandang dalam jumlah besar yang sudah masak tidaklah mudah.
  • Penanaman pupuk hijau tidak selalu berhasil, karena keberatan dari petani jika harus mengorbankan sebagian lahannya untuk tanaman pupuk hijau.
  • Memberi nilai tambah bagi pupuk kandang sehingga menjadi kompos dengan kualitas lebih baik.
  • Mengurangi ketergantungan pada pupuk buatan.

Pembuatan Kompos dengan Bioaktifator CM

    • CM (Crops Mikrobia) mengandung bakteri gram positif yang dapat hidup di permukaan akar yang mempunyai strain spesifik yang jelas dan terkendali. Bakteri itu yaitu :
    • Bacillus chitinosporous, yang memproduksi metabolit enzim chitinase yang mampu menghancurkan, mengurai dan mencerna zat kitin yang terdapat pada sel telur nematoda, kulit serangga, larva dan pupa serangga.
    • Bacillus subtilis dan Bacillus pumulus yang memproduksi metabolit yang menghambat fungi (cendawan)
    • Bacillus lateroporous yang memproduksi metabolit spesifik (auksin dan gibrelin) yang mampu menstimulir benih, akar, batang, bunga dan buah.
Oleh karenanya CM sendiri ada 3 jenis sesuai dengan kegunaannya yaitu :
  • CM akar
  • CM daun
  • CM buah

Teknik pembuatan kompos :

Untuk tiap kuintal bahan kompos dibutuhkan bahan sebagai berikut :
1. kotoran hewan / jerami : 100 Kg
2. serbuk gergaji : 20 Kg
3. bekatul : 2 Kg
4. CM : 50 cc
5. tetes tebu/larutan gula : 100 cc
6. air : 25 liter
7. Nutrisi : secukupnya

Cara pembuatan :
  1. Bahan 1,2,3 dicampur hingga merata
  2. Bahan 4,5,6,dan 7 dilarutkan dalam air (bahan 6)
  3. Larutan pada point b disiramkan pada adonan (hasil campuran poin a) hingga homogen.
  4. Adonan dibuat gundukan.
  5. Adonan ditutup dengan plastik selama 4-5 hari, dan setiap harinya adonan diaduk dan dibalik dan ditutup kembali dengan plastik.
  6. Proses dekomposisi berlangsung ditandai dengan naiknay suhu.
  7. Hasil kompos dikatakan berhasil dengan tanda :
  • dipegang tidak lengket
  • tidak bau dan tidak panas
  • warna lebih legam/mengkilap

Pembuatan Kocoran

Selain dibuat kompos CM juga bisa dibuat kocoran untuk menyiram tanaman. Adapun cara membuatnya adalah sebagai berikut : (untuk pembuatan kocoran 10 liter) :
Bahan :
1. Pupuk kandang : 2 Kg
2. Bekatul : 0,5 Kg
3, Larutan gula : 0,5 liter
4. CM : 100 cc
5. air : 15 liter
6. Nutrisi : secukupnya

Cara membuat kocoran adalah sebagai berikut :
  1. Pupuk kandang ditaruh dalam ember, dan dituangkan air mendidih 15 liter dan biarkan hingga dingin/agak hangat.
  2. Larutan tersebut disaring diambil cairannya, dan pisahkan dalam ember.
  3. Setelah dingin, masukan bekatul, larutan gula, CM dan nutrisi dan diaduk hingga homogen.
  4. Setelah itu masukan alat oksidasi (aerator aquarium) selama 4-5 hari, dan setelah itu dapat digunakan pada tanaman.
  5. Pada saat disiramkan kocoran terlebih dulu diencerkan 200 kali (1 liter kocoran dicampur denga air hingga mencapai 200 liter).

Penggunaan kompos dan kocoran yang rutin pada tanaman menjadikan tanaman sehat dan produktif karena bakteri gram positif akan mampu berkompetesi dan mengalahkan bakteri patogen pada akar sehingga tanaman tetap tersuplai zat hara, karena bakteri gram positif mampu merombak unsur hara yang terikat kuat dalam partikel tanah menjadi unsur hara dalam gugus siap pakai dan hormon tumbuh yang dihasilkan melalui metabolit yang akan menstimulin pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah.
Pembuatan Petisida Organik (EM-4)
Bahan :
1. Larutan gula : 100 ml
2. EM – 4 : 100 ml
3. asam cuka : 100 ml
4. Alkohol 40% : 100 ml
5. Air cucian beras yang pertama : 1 liter

Cara Membuat :
  1. Kelima bahan dicampur dan dimasukan dalam botol/jerigen yang tertutup.
  2. Dilakukan pengocokan botol tiap pagi dan sore.
  3. Pada setiap pengocokan kemudian tutup botol dibuka untuk membebaskan gas yang terbentuk selama fermentasi.
  4. Pengocokan dihentikan setelah tidak ada gas yang terbentuk (kurang lebih 15 hari)
  5. Biarkan selama 7 hari sebelum dipergunakan pada tanaman.
  6. Untuk penggunaan campurkan 5 – 10 ml untuk setiap 1 liter air.

    sumber:http://insidewinme.blogspot.com/2007/11/teknik-pembuatan-pupuk-organik-bokhasi.html

Cara Pembuatan Nata de Coco


1. Alat
a. Panci/Langseng dari stenless
b. Pengaduk/sinduk stenless
c. Kompor
d. Timbangan duduk
e. Gelas ukur
f. Baki plastik
g. Koran penutup
h. Karet pengikat
i. Rak untuk Baki Plastik
j. Muk Ukur
k. Kain Kassa/Saringan Halus
2. Bahan
a. Air Kelapa murni
b. Gula Pasir/putih
c. Za/Urea
d. Cuka Biang
e. Bibit Nata De Coco/Sari Kelapa
Cara Membuat
1. Air kelapa mentah di saring, dan dimasukkan ke dalam dandang/panci ukuran 5 liter/20 liter di masak sampai mendidih 100 derajat celcius, setelah mendidih masukkan gula pasir, untuk dandang/panci 5 liter gula 250 gr, za 0,5 gr, cuka biang 50 cc dan untuk dandang 20 liter x 4 dari dandang/panci 5 liter.
2. Air kelapa yang sudah mendidih yang dicampur dengan gula, za, cuka biang masukan ke dalam baki plastik kira 1,2 liter dan harus dipastikan bahwa baki plastik dalam kondisi bersih dan steril dari bakteri.
3. Baki plastik ditutup dengan menggunakan koran dan pastikan koran pun dalam kondisi steril dari bakteri yang akan mengganggu pertumbuhan nata de coco/sari kelapa, koran harus dijemur dipanas matahari.
4. Baki-baki ditutup rapat dan disusun di atas rak baki secara rapi dan ditiriskan sampai dingin untuk diberi bibit nata de coco
5. Pembibitan dilakukan pada pagi hari sekitar jam 5.30-6.30, hasil pembibitan ditutup kembali
6. Baki hasil pembibitan tidak boleh terganggu apapun, tidak digoyang-goyang, bila ingin melihat hasil nata de koko bisa dilihat pada hari ke 3.
7. Baki hasil pembibitan di biarkan selama satu minggu
8. Pada hari ke 7 silakan dibuka.
Panen
Panen nata de coco/sari kelapa dapat dinikmati pada hari ke 7.
Ciri nata de coco yang baik permukaan rata dan halus.
Apabila dari hasil tersebut di permukaannya ada yang berlubang, seperti sisa gunung berapi maka itu dimungkinkan karena baki atau koran yang tidak steril.

sumber :http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/04/18/cara-membuat-nata-de-coco-sari-kelapa/

Pembuatan Karbol

Cara Pembuatan Karbol (Pembersih Lantai}

Bila kita mengetahui lebih jauh, banyak sekali kegunaan dari cairan karbol. Penulis akan menjabarkan kegunaan-keguanaan kreolin adalah sebagai berikut:

  1. Pembersih lantai sekaligus pembunuh kuman, bakteri maupun jamur, tidak hanya cocok untuk di kamar mandi saja sehingga kita betah di kamar mandi berjam-jam, tetapi untuk semua ruangan dirumah, perkantoran, rumah sakit dll.
  2. Mengatasi bau yang sangat membandel yang tidak bisa diatasi oleh pewangi atau parfum apapun. Bau tidak sedap disebabkan oleh kuman atau jamur hidup dengan memberikan cairan karbol bau tak sedap akan hilang seketika. Juga bisa penghilang bau bangkai dengan menyiramkan cairan karbol di bangkai tersebut.
  3. Keset dan wangi segarnya aroma pinus (bukan cemara yang tahu selama ini), maksudnya lantai tidak licin sehingga tidak mudah akan terpeleset umumnya untuk kamar mandi dan kususnya bagi yang punya anak kecil. Wanginya segar nuansa pegunungan pohon pinus.
  4. Karbol + diterjen bisa untuk membersihkan kerak-kerak yang membandel.
Pembuatan karbol
Dalam pembuatan karbol ada dua cara yaitu cara dingin dan cara panas. Cara dingin dengan menggunakan air dingin akan menghasilkan karbol berwarna seperti kopi susu dan cara panas akan menghasilkan karbol berwarna seperti minyak goreng. Arpus yang berbentuk bongkahan ini harus ditumbuk sampai halus supaya mudah dilarutkan nantinya. Selanjutnya simak dibawah ini
Komposisi pembuatan karbol:
  1. Arpus 1kg
  2. NaOH secukupnya
  3. Camper 50 gr
  4. Pine Oil/Minyak pinus
  5. Air 10 – 20 liter
Peralatan yang dibutuhkan: Penumbuk, Ayakan, Ember plastik, pengaduk kayu.
Cara membuat:
  1. Larutkan NaOH dalam air 6 liter di Ember plstik aduk rata
  2. (1) + Arpus aduk rata dan biarkan beberapa lama
  3. Larutkan Camper dalam minyak pinus terjadi larutan homogen
  4. (2) + (3) aduk rata
  5. (4) + beri sisa air yang dibutuhkan dan siap dikemas


Sumber :http://kimiadahsyat.blogspot.com/2011/02/cara-pembuatan-karbol-pembersih-lantai.html

Minggu, 04 Desember 2011

Pengertian Katalis

Menurut definisi, katalis adalah suatu senyawa kimia yang dapat mengarahkan sekaligus meningkatkan kinetika suatu reaksi (jika reaksi tersebut secara termodinamika memungkinkan terjadi). Namun senyawa tersebut (katalis) tidak mengalami perubahan kimiawi diakhir reaksi, dan tidak mengubah kedudukan kesetimbangan kimia dari reaksi.
Mengapa katalis sangat penting dalam proses kimia?
Pentingnya katalis ditunjukkan oleh kenyataan bahwa lebih dari 75% proses produksi bahan kimia di industri disintesis dengan bantuan katalis. Contoh proses kimia yang sangat penting misalnya sintesis metanol dari syngas (CO dan H2) dikatalisis oleh ZnO/Cr2O3, dan reaksi water gas shift (WGS), CO + 2H2O == CO2 + H2 dikatalisis oleh besi oksida atau oksida campuran Zn, Cu maupun Cr.
Teknologi katalis telah digunakan dalam industri kimia lebih dari 100 tahun lamanya dan penelitian serta pengembangan teknologi katalis telah menjadi semacam bidang kekhususan kimia.
Jadi, apa yang dikerjakan oleh katalis dalam sebuah reaksi?
Dalam kazanah energi reaksi, katalis menurunkan rintangan energi atau menurunkan besaran energi aktifasi sebuah reaksi melalui aneka mekanisme fisikawi maupun kimiawi.
Komponen inti katalis menurut derajat kepentingannya:
1. Selektifitas
Adalah kemampuan katalis untuk memberikan produk reaksi yang diinginkan (dalam jumlah tinggi) dari sekian banyak produk yang mungkin dihasilkan. Produk yang diinginkan tadi sering disebut sebagai yield sedangkan banyaknya bahan baku yang berhasil diubah menjadi aneka produk dikatakan sebagai konversi.
Yield = %selektifitas x konversi
2. Stabilitas
Kemampuan sebuah katalis untuk menjaga aktifitas, produktifitas dan selektifitasnya dalam jangka waktu tertentu
3. Aktifitas
Kemampuan katalis untuk mengubah bahan baku menjadi produk atau aneka produk yang diinginkan (lebih dari satu).
Aktifitas = massa (kg) bahan baku yang terkonversi/(kg atau liter katalis x waktu)
atau
Konversi, yaitu persentase dari bahan baku menjadi aneka produk.
atau
TON (turnover Number), yaitu banyaknya molekul yang bereaksi/(waktu, misalnya detik x setiap situs aktif)
Apakah tiga metode untuk mengukur aktifitas katalis?
1. Aktifitas dapat dinyatakan dalam konsep kinetika. Aktifitas dapat dinyatakan dari pengukuran kecepatan reaksi dalam jangkauan tertentu suhu dan konsentrasi. Kecepatan reaksi, r, dihitung sebagai kecepatan perubahan sejumlah zat, nA dari reaktan A persatuan waktu dan per satuan volume (atau per satuan massa) katalis, sehingga r ini memiliki unit mol L-1 h-1 atau mol kg-1 h-1.
2. Aktifitas dapat pula dinyatakan oleh turnover number (TON) yang didefinisikan sebagai banyaknya molekul reaktan yang terlibat dalam reaksi tiap situs aktif dan tiap detik.
3. Dalam prakteknya, sebagai perbandingan aktifitas, ukuran-ukuran berikut ini dapat pula digunakan:
a. Konversi dalam kondisi reaksi tetap
b. Space velocity untuk konversi tetap yang tertentu
c. Space-time yield
d. Suhu yang dibutuhkan untuk suatu konversi tertentu
Pengelompokan katalis
Perlu diingat bahwa yang dimaksud katalis homogen artinya adalah katalis yang memiliki atau bisa membentuk satu fasa dengan reaktan dan pelarutnya (misal fasa cair-cair pada sistem katalis asam untuk reaksi esterifikasi).  Sedangkan katalis heterogen tidak memiliki fasa yang sama dengan reaktan maupun pelarut (misalnya fasa padat-cair pada sistem katalis zeolit untuk perengkahan hidrokarbon).
Tipe katalis
Katalis homogen Katalis homo-heterogen Katalis heterogen
Katalis asam/basa Biokatalis (enzim) Bulk katalis (alloy logam)
Kompleks logam transisi Fungsional nanopartikel Katalis yang diemban
Perbandingan elemen katalis homogen dan heterogen
Elemen Katalis Homogen Heterogen
Efektifitas
Pusat aktif Semua atom yang memiliki reaktifitas Hanya atom-atom pada permukaan partikel
Konsentrasi yang dibutuhkan Rendah Tinggi
Selektifitas Tinggi Lebih rendah
Masalah difusi Secara praktis tak ada (kinetika mengendalikan jalannya reaksi) Ada (perpindahan massa mempengaruhi jalannya reaksi)
Kondisi reaksi Lembut (50 – 200 oC) Parah (sering > 250 oC)
Penggunaan Tertentu/spesifik Luas
Potensi kehilangan aktifitas Bereaksi kembali dengan produk (pembentukan klaster) dan keracunan Kristal logam mengalami sintering, keracunan, coking, fouling, migrasi uap metal pada suhu tinggi
Sifat katalis
Struktur/stoikiometri Mudah ditentukan Sulit ditentukan
Kemungkinan modifikasi Tinggi Rendah
Daya tahan suhu Rendah Tinggi
Tehnik pemisahan katalis Seringkali rumit (distilasi, ekstraksi, dekomposisi kimiawi) Suspensi, filtrasi (sistem slurry)  Tidak perlu pemisahan (sistem fixed-bed)
Kemungkinan daur ulang katalis Bisa dilakukan Tidak perlu (fixed-bed)  Mudah (suspensi atau slurry)
Potensi kehilangan katalis Tinggi Rendah

Kompleks phosphine-logam transisi (Zn) sebagai katalis reaksi kopling CO2 dan epoksida serta mekanisme reaksinya
Contoh katalis homogen.  Kompleks phosphine-logam transisi (Zn) sebagai katalis reaksi kopling CO2 dan epoksida serta mekanisme reaksinya.

Contoh katalis heterogen.  Alloy nanokristal Cu-Zn-Al dengan aditif logam transisi untuk katalis sintesis dimetil ether dari syngas.
Contoh katalis heterogen. Alloy nanokristal Cu-Zn-Al dengan aditif logam transisi untuk katalis sintesis dimetil ether dari syngas.
Pembahasan tentang contoh katalis heterogen untuk sintesis methanol dan dimetil eter dari syngas (komposisi karbon monoksida dan hidrogen) dapat dibaca pada tulisan ini, Katalis sintesis dimetil eter dari syngas. Apa yang perlu diketahui?
Kelemahan katalis
Alangkah indahnya bila sebuah reaksi kimia tidak membutuhkan katalis agar bisa berlangsung. Tapi kenyataannya jenis reaksi seperti ini jarang ditemui. Keberadaan katalis dalam campuran reaksi kimia tentu saja memberikan masalah tersendiri. Di industri kimia, masalah terutama berkaitan dengan pemisahan (separation), daur ulang (recycle), usia (life time), dan deaktifasi katalis merupakan isyu-isyu penting.
Problem pemisahan katalis dari zat pereaksi maupun produk lebih sering ditemui pada sistem katalis homogen. Karena katalis homogen larut dalam campuran, pemisahan tidak cukup dilakukan dengan penyaringan atau dekantasi. Teknik yang umum digunakan adalah destilasi atau ekstraksi produk dari campuran, misalnya katalis asam-basa pada reaksi esterifikasi biodiesel dipisahkan dengan ekstraksi untuk kemudian campuran sisa reaktan-katalis yang tertinggal dialirkan lagi menuju bejana reaksi. Namun demikian, ada beberapa katalis istimewa dari senyawa komplek logam yang didesain sedemikian rupa sehingga bisa terpisah atau mengendap setelah reaksi tuntas. Kasus pemisahan untuk katalis heterogen lebih mudah ditanggulangi karena sudah terpisah dengan sendirinya tanpa membutuhkan usaha lain.
Daur ulang dan usia katalis memiliki kaitan. Selama bisa dipisahkan, katalis homogen boleh dikatakan tetap aktif dan memiliki usia yang sangat panjang bahkan nyaris tak terhingga dan bisa digunakan berulang-ulang. Nyawa katalis homogen mungkin tamat jika mengalami deaktifasi akibat teracuni atau perubahan struktur akibat proses ektrim. Katalis heterogen memiliki takdir berbeda. Sering kali katalis heterogen harus diaktifasi dulu sebelum siap digunakan, misalnya dengan jalan direduksi atau dioksidasi. Setelah mengalami proses reaksi berkali-kali, kereaktifan katalis tersebut pelan-pelan menurun akibat perubahan mikrostruktur maupun kimianya, misal terjadi penggumpalan (clustering), migrasi partikel aktif membentuk kristal baru (sintering), oksidasi, karbonisasi, maupun teracuni (poisoned). Untuk mengembalikan reaktifitas katalis heterogen perlu dilakukan regenerasi dengan cara, misalnya kalsinasi, reduksi-oksidasi kembali, atau pencucian dengan larutan aktif. Seringkali proses regenerasi tidak dapat mengembalikan 100% kereaktifan katalis sehingga pada saatnya nanti katalis tersebut akhirnya mati juga dan perlu diganti yang baru.

Membuat Nugget

Nugget ayam…banyak anak-anak yang suka dengan makanan satu ini termasuk ketiga anak saya, mungkin karena rasanya yang gurih dan enak.. biasanya sih saya membeli nugget ayam yang siap goreng yang dijual disupermarket.
Namun melihat saking sukanya anak-anak , saya jadi berpikir gimana ya kalo dicoba bikin sendiri karena akan lebih hemat juga sehat tentunya karena tidak mengandung bahan pengawet dan tidak menggunakan bumbu penyedap.
Resep awal kudapat dari Ida- Krisna Show di Resep Serba Nugget, tenyata bahan yang digunakan dan cara mengolahnya gampang lho, begini ni resepnya :
Bahan-bahan :
- 500 gram daging ayam giling
- 2 butir telur kocok
- 4-5 roti tawar tanpa kulit
- 1-2 buah wortel diparut (jika suka)
- Keju parut (jika suka)
- Merica bubuk (secukupnya)
- 100 ml air matang / susu cair (jika suka)
- Garam (secukupnya)
- 4 siung bawang putih (dihaluskan)
- Gula pasir (sedikit saja)
Bahan untuk menggoreng :
- Minyak goreng
- Tepung panir
- Telur dikocok
Cara membuat :
- Campur semua bahan dari mulai ayam sampai dengan gula pasir, aduk sampai rata.
- Siapkan loyang ukuran 20 cm dan olesi dengan mentega.
- Tuang adonan ke dalam loyang, ratakan lalu kukus selama ± 20 -30 menit.
- Setelah masak, dinginkan lalu potong-potong sesuai selera atau dibentuk dengan cetakan agar lebih menarik.
- Celupkan dalam kocokan telur dan balur dengan tepung panir lalu
goreng hingga kecoklatan.
- Sajikan dan nikmati selagi hangat.
Catatan: resep ini bisa juga untuk membuat nugget ikan maupun udang tinggal bahan dasarnya saja yang diganti.
Sumber  : 
http://ummurizka.wordpress.com/2010/07/19/membuat-chicken-nugget-sendiri/p14-07-10_18-201-3/

Ionisasi

Ionisasi adalah proses fisik mengubah atom atau molekul menjadi ion dengan menambahkan atau mengurangi partikel bermuatan seperti elektron atau lainnya. Proses ionisasi ke muatan positif atau negatif sedikit berbeda. Ion bermuatan positif didapat ketika elektron yang terikat pada atom atau molekul menyerap energi cukup agar dapat lepas dari potensial listrik yang mengikatnya. Energi yang dibutuhkan tersebut disebut potensial ionisasi. Ion bermuatan negatif didapat ketika elektron bebas bertabrakan dengan atom dan terperangkap dalam kulit atom dengan potensial listrik tertentu. Ionisasi terdiri dari dua tipe: Ionisasi sekuensial dan ionisasi non-sekuensial. Pada fisika klasik, hanya ionisasi sekuensial yang dapat terjadi sehingga disebut ionisasi klasik. Ionisasi non-sekuensial melawan beberapa hukum fisika klasik dan akan dijelaskan di bagian ionisasi kuantum.

Ionisasi klasik

Mengacu pada fisika klasik dan model atom Bohr, membuat ionisasi atomik dan molekuler amat ditentukan. Menurut fisika klasik, energi elektron yang melebihi energi potensial listrik kulit di mana elektron tersebut berada, elektron tersebut akan berpindah. Hal ini bisa diumpamakan dengan orang yang tidak akan bisa melompati pagar satu meter jika ia tidak bisa melompat setinggi satu meter. Elektron tidak akan bisa melewati kulit berpotensial listrik 13,6 eV jika tidak memiliki setidaknya 13,6 eV energi. Menurut prinsip ini, elektron bebas harus memiliki energi yang lebih besar dari kulit potensialnya. Jika elektron tersebut memiliki energi cukup untuk melakukan itu, maka elektron itu akan menuju ke tingkatan energi yang terendah, dan sisa energi akan diradiasikan. Ionisasi sekuensial pada dasarnya mendeskripsikan bahwa bilangan muatan ion hanya didapatkan dari bilangan muatan terdekatnya saja sebanyak satu bilangan. Seperti contoh, ion bermuatan +2 hanya bisa didapatkan dari ion bermuatan +1 atau +3 saja.
Dari Ke

Padat Cair Gas Plasma
Padat N/A Mencair Menyublim -
Cair Membeku N/A Menguap -
Gas Mengkristal Mengembun N/A Ionisasi
Plasma - - Rekombinasi/Deionisasi N/A    

Kamis, 01 Desember 2011

Membuat sabun cuci piring

ei...kawan.. selagi harga barang naik...ngga da salahnya

kalo kita berkreativitas yang dapat b'guna dan mbantu

meringankan bebean ekonomi kita... nah..yang satu ini

buat ibu rumah tangga yang mo nyuci piring ada tips yang

kretif bagi anda...he..he..he...

bahan :

tepol 70cc
air bersih 250cc
soda ash 25gr
Natrium Clorida 15gr
pewarna makanan secukupnya
Bibit minyak wangi secukupnya


nie...cara membuatnya :
1. masukkan bahan no.2 ke tempat tepol, aduk hingga

merata. kemudian larutkan lagi bahan no.3 serta aduk

hingga bahan-bahan tersebut merata dan mencampur.

2.bahan no.5 dan no.6 kita masukkan kedalam larutan

tersebut diatas.

3.masukkan bahan no.4 sedikit demi sedikit. bila

pengadukan sudah terasa berat aduk terus sebab dengan

itu larutan akan menjadi cair dan siap pakai.